Guru merupakan kunci sentral untuk
keberhasilan suatu pelajaran. Terlebih lagi apabila lingkungan tempat
pembelajaran kurang menguntungkan, peran guru sangat berarti bagu siswa kaena penentu keberhasilan suatu pengajaran
sangat dipengaruhi oleh lingkungan, orang tua dan sekolah. Kedudukan guru
sebagai komponen pengajaran di samping siswa, kurikulum, metode, alat pelajaran,
dan alat evaluasi merupakan penentu keberhasilan. Demikian guru berperan
sebagai pembimbing, model, inovator, administrator dan evaluator, terlebih lagi
dalam pembelajaran bahasa indonesia.
Guru
Bahasa Indonesia sebagai Pembimbing
Hal yang perlu diperhatikan dalam
membimbing kelas I dan II antara lain sebagai berikut:
a.
Tingkat
Kesiapan Anak
Kesiapan anak yang berasal dari TK tentunya akan lebih
matang bila dibandingkan dengan yang bukan dari TK. Biasanya anak dari TK
memiliki dasar kedisiplinan dan dasar pembiasaan diri yang lebih, meskipun
tidak mutlak. Hal ini dapatdiperkuat dengan GBPP dan Kurukulum Pendidikan TK
yang bertujuan untuk membentu kesiapan dalam menghadapi pendidikan selanjutnya.
Seharusnya bagi siswa yang memiliki kesiapan plus mendapat tambahan pengayaan,
sedang bagi yang kurang diadakan bimbingan tambahan.
b.
Tingkat
Pengembangan Anak
Anak usia dini kecenderungan ingin tahu sangat besar
dengan apa yng dilihat, serta pada diri anak kelas I dan II memiliki potensi
yang besar untuk mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya. Oleh karena itu
dorongan dan bimbingan guru sangat diperlukan untuk memupuk dan membangkitkan
bakat, minat dan kemampuan anak tersebut. Guru harus berperan aktif dan dapat
memanfaatkan saat-saat yang tepat untuk mengoptimalkan perkembangan anak
didiknya.
c.
Bahasa
Ibu
Bahasa Ibu anak kelas I dan II, seharusnya menjadi
sumber belajar yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan
bahan pelajaran, metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesia sebagai bahasa
kedua.
Guru
sebagai Model
Guru sebagai cermin bagi anak didik,
terutama baik bagi anak usia dini, yang biasanya dorongan untuk meniru sangat
menonjol. Semua tingkah laku guru akan berpengaruh bagi anak didiknya, begitu
juga tutur kata guru, secara sadar atau tidak akan merupakan model bagi anak
didik. Oleh karena itu, guru kelas I dan II hendaknya santun dalam berbicara,
baik tutur katanya, serta menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Guru
sebagai Administrator
Guru sebagai pengelola segala sesuatu
yang ada hubungannya dengan pengajaran, termasuk pengadministrasiannya, misal :
mencatat jumlah siswa, pekerjaan orang tua, bagaimana prestasi anak tersebut,
kelemahan dan kekurangan masing-masing siswa, termasuk pengembangan bahasanya.
Guru
Bahasa sebagai Inovator
Guru bahasa tentunya menyadari, bahwa
bahasa yang digunakan dan diajarkan bersifat hidup. Dengan dengan demikian
bahasa senantiasa mengalami perkembangan, misalnya adanya nsur serapan asing
dan daerah yang merupakan wujud berkembangnya bahasa tersebut. Di satu sisi
perkembangan tersebut berakibat positif terhadap perbendaharaan kata, di sisi
lain menuntut kita lebih kreatif mendorong aktivitas anak didik untuk terampil
menyaring dan memanfaatkan perkembangan tersebut secara tepat.
Untuk mewujudkan pemikiran di atas, guru
harus bersifat terbuka menerima bahkan mengharap saran-saran, aktif dalam
kegiatan yang bersifat ajang bertukar pikiran kebahasaan dan tertanam rasa
bangga dan hormat terhadap perkembangan dan kedudukan Bahasa Indonesia serta
mengimplementasikan secara sungguh-sungguh
dalam pembelajaran. Guru harus menyadari peran bahasa indonesia sebagai
sarana mempelajari mata pelajaran lain dan sebagai salah satu keterampilan
hidup bagi para siswa.
Guru
sebagai Evaluator
Evaluator berarti orang yang mengadakan
kegiatan penilaian, sedangkan evaluasi merupakan proses pelaksanaan penilaian
tersebut. Aktivitas evaluasi oleh guru pada umumnya terbagi menjadi tiga
kategori, yaitu:
1.
Evaluasi
awal
2.
Evaluasi
tengah
3.
Evaluasi
akhir
Pertama, evaluasi
awal yang sering kita sebut analisis kondisi awal, atau evaluasi perencanaan.
Kedua,
evaluasi tengah atau evaluasi proses. Kegiatan mengadakan penilaian ini
sarana dan prasarana kegiatan siswa telah searah dengan tujuan pembelajaran.
Ketiga,
adalah evaluasi akhir atau disebut evaluasi hasil, merupakan kegiatan
penilaian yang dilakukan oleh guru dengan meggunakan alat evalusi berupa tes,
dengan tujuan untuk melihat tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap materi
yang telah disajikan.
Ketiga kegiatan evaluasi tersebut
berlangsung melingkar, secara terus menerus, artinya hasil evaluasi yang lalu
akan menjadi pedoman pembelajaran yang akan datang, begitu seterusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar